Warga AS Timbun Tabir Surya Korea Gara-Gara Tarif Trump

Rencana pemerintahan mantan Presiden Donald Trump untuk memberlakukan tarif impor baru membuat warga Amerika Serikat ramai-ramai memborong tabir surya Korea. Produk kecantikan asal Korea Selatan memang sudah lama digemari di AS karena kualitasnya yang tinggi dan inovasi formulanya. Kini, kekhawatiran akan lonjakan harga akibat kebijakan tarif membuat permintaan terhadap produk ini melonjak drastis.

Trump mengusulkan tarif tambahan hingga 60% pada berbagai produk asal China dan sekutunya, termasuk Korea Selatan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari strategi perlindungan industri dalam negeri, namun berdampak langsung pada produk impor yang sangat digandrungi warga AS—termasuk tabir surya Korea.

Banyak konsumen menyatakan mereka sengaja membeli dalam jumlah besar untuk stok beberapa bulan ke depan. Mereka khawatir harga akan naik tajam atau bahkan produk favorit mereka akan hilang dari pasar. Di media sosial, tren #sunscreenhoarding sempat viral, menampilkan tumpukan produk tabir surya Korea di keranjang belanja pengguna.

Para pelaku industri kecantikan di AS pun turut khawatir. Banyak toko kecantikan melaporkan lonjakan penjualan, terutama pada merek-merek Korea yang populer seperti Beauty of Joseon, COSRX, dan Etude House. Beberapa pengecer bahkan mulai membatasi pembelian untuk menghindari kelangkaan stok.

Kebijakan tarif ini juga memicu perdebatan soal dampaknya terhadap konsumen. Banyak yang menilai bahwa kebijakan tersebut justru merugikan masyarakat biasa yang bergantung pada produk impor berkualitas, terutama untuk perawatan kulit. Tabir surya Korea dikenal tidak hanya karena perlindungan UV-nya yang optimal, tetapi juga karena teksturnya yang ringan dan ramah bagi kulit sensitif.

Dalam beberapa pekan ke depan, kebijakan ini masih akan terus dibahas dan kemungkinan besar berdampak pada banyak sektor lain. Sementara itu, antusiasme konsumen untuk memborong tabir surya menunjukkan betapa besar ketergantungan pasar AS pada produk kecantikan asal Negeri Ginseng.