China kembali menggelar latihan militer di dekat perairan Taiwan dengan simulasi tembakan jarak jauh. Langkah ini menambah ketegangan antara Beijing dan Taipei, yang sudah memanas dalam beberapa tahun terakhir. Latihan ini disebut sebagai bagian dari peningkatan kesiapan tempur, tetapi Taiwan menganggapnya sebagai ancaman langsung terhadap stabilitas kawasan.
Tujuan dan Dampak Latihan Militer
Menurut Kementerian Pertahanan China, latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan operasional militer mereka. Beijing menegaskan bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayahnya dan bersumpah akan mengambil langkah tegas jika Taipei berupaya memperkuat hubungan dengan negara-negara asing.
Namun, Taiwan dan sekutunya memandang latihan ini sebagai tindakan provokatif. Pemerintah Taiwan menyatakan akan terus mempertahankan diri dari segala bentuk ancaman dan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara yang mendukungnya.
Reaksi Internasional
Latihan militer ini mendapat perhatian dari berbagai negara, terutama Amerika Serikat. Washington telah lama mendukung Taiwan dengan bantuan militer dan diplomatik. Pejabat AS menyebut tindakan China sebagai upaya menekan Taiwan menjelang pemilihan umum dan mendorong negara-negara di kawasan untuk tetap waspada terhadap peningkatan aktivitas militer Beijing.
Negara-negara tetangga, termasuk Jepang dan Filipina, juga mengamati situasi ini dengan cermat. Mereka khawatir bahwa ketegangan yang terus meningkat dapat berdampak pada stabilitas regional, terutama di Laut China Selatan.
Kesimpulan
Ketegangan antara China dan Taiwan terus meningkat seiring dengan latihan militer yang dilakukan Beijing. Situasi ini mengundang reaksi internasional, terutama dari negara-negara yang mendukung Taiwan. Banyak pihak menyerukan agar kedua belah pihak menahan diri untuk menghindari eskalasi konflik yang lebih luas.