tribunwarta.id – Sebuah studi terbaru mengungkap dampak maraton terhadap otak, terutama dalam pemanfaatan mielin sebagai sumber energi. Mielin adalah lapisan lemak yang melindungi serabut saraf dan berperan penting dalam transmisi sinyal otak. Namun, dalam kondisi ekstrem seperti lari maraton, tubuh bisa mulai menggunakan mielin sebagai cadangan energi, yang berpotensi memengaruhi fungsi saraf.
Bagaimana Maraton Memengaruhi Otak?
Saat seseorang berlari dalam waktu lama, seperti dalam maraton, tubuh mengalami penurunan kadar glukosa dan lemak yang biasanya digunakan sebagai bahan bakar. Jika sumber energi utama ini habis, otak dapat mulai memecah mielin untuk memenuhi kebutuhan energi.
Menurut para peneliti, kondisi ini bisa menyebabkan:
- Gangguan komunikasi saraf, karena mielin berperan sebagai pelindung sinyal listrik dalam otak.
- Penurunan fungsi kognitif sementara, seperti kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih setelah maraton.
- Potensi pemulihan yang memerlukan waktu lebih lama, terutama bagi pelari yang sering mengikuti kompetisi ekstrem.
Apa Risiko Jangka Panjangnya?
Meskipun pemecahan mielin sebagai energi hanya terjadi dalam kondisi ekstrem, jika terjadi secara berulang, dampaknya bisa lebih signifikan. Beberapa kemungkinan risiko jangka panjang yang perlu diperhatikan adalah:
- Kerusakan saraf jika tubuh tidak bisa memperbaiki atau mengganti mielin yang hilang.
- Gangguan sistem saraf pusat, yang bisa meningkatkan risiko penyakit neurodegeneratif seperti multiple sclerosis.
- Menurunnya performa atletik, terutama jika pemulihan otak tidak optimal setelah maraton.
Bagaimana Pelari Bisa Mencegahnya?
Untuk mengurangi risiko otak menggunakan mielin sebagai sumber energi, pelari maraton perlu memastikan asupan nutrisi yang cukup sebelum, selama, dan setelah lomba. Beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Konsumsi karbohidrat kompleks sebelum berlari untuk memastikan cadangan energi cukup.
- Minum minuman elektrolit dan glukosa selama maraton untuk menjaga keseimbangan energi.
- Istirahat dan pemulihan optimal setelah maraton agar otak bisa meregenerasi mielin yang mungkin terpakai.
Kesimpulan
Studi terbaru ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana maraton dapat memengaruhi otak dan penggunaan mielin sebagai sumber energi. Meskipun efek ini bersifat sementara, pelari perlu memperhatikan strategi nutrisi dan pemulihan agar tidak mengalami dampak negatif jangka panjang. Dengan persiapan yang tepat, mereka tetap bisa menikmati maraton tanpa mengorbankan kesehatan otak.
Mungkin Anda Berminat Dengan : PSM Makassar Amankan Kemenangan Tipis di Semifinal ASEAN Club Championship