China naikkan tarif impor AS sebesar 34%, sebagai langkah balasan terhadap kebijakan ekonomi yang dilontarkan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Keputusan ini memicu ketegangan baru dalam hubungan dagang dua raksasa ekonomi dunia yang telah lama berseteru.
Langkah agresif dari Beijing ini dipandang sebagai bentuk perlawanan langsung terhadap wacana tarif tinggi yang sebelumnya dilontarkan oleh Trump dalam kampanye politik terbarunya. Ia menegaskan akan mengenakan tarif besar-besaran terhadap produk China jika kembali menjabat, termasuk potensi tarif 60% untuk seluruh impor dari negeri Tirai Bambu.
Isi Kebijakan Tarif Baru dari China
Pemerintah China mengumumkan bahwa seluruh produk impor asal Amerika Serikat akan dikenakan tarif tambahan sebesar 34%. Kebijakan ini mencakup berbagai sektor, mulai dari pertanian, teknologi, otomotif, hingga barang konsumsi sehari-hari.
Menteri Perdagangan China menyatakan bahwa langkah ini diambil untuk “melindungi kepentingan nasional dan menjaga kestabilan ekonomi domestik”. Ia juga menekankan bahwa tarif ini bersifat responsif dan akan dievaluasi tergantung pada perkembangan kebijakan dari pihak AS.
Latar Belakang Ketegangan Perdagangan
Ketegangan dagang antara AS dan China bukanlah hal baru. Di masa pemerintahan Trump sebelumnya, perang dagang sempat memuncak dengan saling balas tarif antar kedua negara. Walaupun sempat mereda di era pemerintahan Joe Biden, ketegangan itu kini memanas kembali seiring dengan retorika kampanye Trump yang kembali menargetkan China sebagai “musuh ekonomi”.
Dampak Global dari Kenaikan Tarif
Langkah China ini diperkirakan akan berdampak besar, tidak hanya bagi AS tetapi juga pada rantai pasok global. Beberapa efek yang mungkin terjadi:
- Harga barang impor AS di China akan melonjak, sehingga menekan daya beli konsumen.
- Perusahaan multinasional yang bergantung pada pasar China berisiko kehilangan pangsa pasar.
- Investor global waspada terhadap kemungkinan eskalasi konflik dagang yang lebih luas.
Pasar saham Asia pun bereaksi negatif usai pengumuman ini, dengan indeks utama seperti Hang Seng dan Shanghai Composite mengalami penurunan tajam.
Respons Amerika Serikat
Pihak Gedung Putih belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun beberapa analis menyebut bahwa AS kemungkinan akan mempertimbangkan balasan tambahan atau negosiasi ulang. Jika konflik terus berlanjut, maka ini bisa menjadi salah satu isu besar dalam pemilu presiden mendatang di AS.
Kesimpulan
China naikkan tarif impor AS 34% sebagai respons terhadap ancaman tarif dari Donald Trump. Tindakan ini berpotensi menghidupkan kembali perang dagang yang sebelumnya sempat mereda. Dunia kini menunggu bagaimana respons selanjutnya dari Amerika Serikat, apakah akan memilih jalur negosiasi atau malah semakin memperbesar ketegangan.