Platform DeFi Bitcoin Alex Protocol Rugi $8,3 Juta Akibat Peretasan
Alex Protocol, platform DeFi Bitcoin yang dibangun di atas blockchain Stacks, mengalami serangan pada 6 Juni yang mengakibatkan kerugian hingga $8,3 juta.
Dalam pengumuman di akun X mereka, Alex Protocol menjelaskan bahwa celah keamanan di logika verifikasi self-listing memungkinkan penyerang menguras likuiditas dari beberapa pool aset.
Serangan ini menyebabkan hilangnya sekitar 8,4 juta token Stacks (STX), 21,85 sBTC, 149.850 USDC dan USDT, serta 2,8 Wrapped Bitcoin (WBTC). Peristiwa ini menjadi salah satu eksploitasi terbesar dalam ekosistem Stacks sejauh ini.
Sebagai langkah tanggap, Alex Lab Foundation—organisasi di balik protokol ini—berjanji akan mengganti penuh kerugian pengguna yang terdampak. Penggantian ini akan dilakukan menggunakan cadangan dana treasury mereka.
Alex Protocol Akan Ganti Kerugian Pengguna
Alex Lab Foundation menyatakan kompensasi akan diberikan dalam bentuk token USDC. Penghitungan penggantian akan didasarkan pada rata-rata nilai tukar onchain antara pukul 10.00–14.00 UTC di hari serangan.
Wallet yang terdampak akan menerima notifikasi onchain pada 8 Juni, disertai formulir klaim yang harus dilengkapi. Pengguna wajib mengirimkan formulir klaim berikut alamat wallet penerima sebelum 10 Juni.
Tim Alex Protocol akan memverifikasi klaim yang masuk dan mendistribusikan pembayaran USDC dalam tujuh hari. Pengguna yang belum menerima formulir klaim diminta menghubungi tim melalui email.
Hingga saat ini, detail teknis mengenai cara kerja peretasan belum diungkapkan. Namun, Alex Protocol berencana untuk merilis laporan pasca-insiden (post-mortem) terkait serangan ini.
Serangan Kedua dalam Dua Bulan
Ini bukan kali pertama Alex Protocol mengalami peretasan. Pada Mei 2024, platform DeFi ini juga diserang melalui infrastruktur jembatan lintas rantai (crosschain bridge). Peretasan tersebut membuat $4,3 juta kripto hilang secara ilegal.
Tim Alex Protocol menyebutkan bahwa serangan Mei kemungkinan terkait dengan kelompok kejahatan siber Korea Utara, Lazarus. Mereka bekerja sama dengan analis blockchain ZachXBT untuk melacak aset yang dicuri.
